Minggu, 15 Juni 2025

Instrumen Tes Diagnostik Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII

Tes Diagnostik Awal Dalam Kurikulum Merdeka Fase D  : Menyusun Fondasi Pembelajaran yang Adaptif dan Bermakna





Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, pendekatan pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan siswa menjadi semakin penting. Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional terbaru di Indonesia menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Salah satu komponen utama yang mendukung prinsip ini adalah pelaksanaan tes diagnostik awal, khususnya pada setiap fase pembelajaran, termasuk fase D. Tes ini bukan hanya sekadar bentuk evaluasi, melainkan alat penting yang digunakan untuk menggali informasi mendalam mengenai kondisi awal peserta didik sebelum memasuki materi pembelajaran baru.


Pengertian Tes Diagnostik Awal

Tes diagnostik awal adalah jenis asesmen yang dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dimulai. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kemampuan awal siswa, termasuk pengetahuan yang sudah dimiliki, keterampilan yang telah dikuasai, serta area yang masih memerlukan peningkatan atau pendampingan lebih lanjut. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, yang membagi tahapan belajar ke dalam fase-fase A hingga F, fase D umumnya mencakup jenjang SMP (kelas VII–IX) dan menjadi masa transisi penting dari pembelajaran dasar menuju pemahaman yang lebih kompleks dan mendalam. Oleh karena itu, tes diagnostik awal di fase D memiliki peran strategis dalam memastikan bahwa setiap siswa dapat mengikuti pembelajaran secara optimal.


Tujuan dan Fungsi Tes Diagnostik Awal

Pelaksanaan tes diagnostik awal memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

  1. Memahami Kompetensi Awal Peserta Didik
    Tes ini memungkinkan guru mengetahui sejauh mana siswa telah memahami konsep-konsep dasar yang menjadi prasyarat bagi materi fase D. Misalnya, siswa kelas VII perlu memiliki pemahaman tertentu dari fase sebelumnya untuk bisa mengikuti pelajaran secara efektif.

  2. Mengidentifikasi Kekuatan dan Kelemahan Individu
    Melalui tes ini, guru dapat mengenali aspek mana dari pembelajaran sebelumnya yang sudah dikuasai siswa secara baik, dan bagian mana yang masih menjadi tantangan. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan materi yang sudah dipahami atau melompati materi penting yang belum dikuasai.

  3. Mendukung Perencanaan Pembelajaran yang Diferensiatif
    Hasil tes diagnostik memberikan dasar bagi guru untuk merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan nyata siswa. Guru bisa memberikan pengayaan bagi siswa yang sudah maju atau intervensi tambahan bagi yang masih tertinggal.

  4. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri dan Kemandirian Belajar Siswa
    Ketika siswa mengetahui posisi mereka dalam proses belajar, mereka akan lebih siap secara mental dan lebih termotivasi untuk belajar. Tes ini juga bisa menjadi sarana refleksi awal bagi siswa terhadap potensi dan tantangan yang dihadapi.


Langkah-Langkah Pelaksanaan Tes Diagnostik Awal

Agar pelaksanaan tes ini berjalan efektif, guru perlu mengikuti beberapa tahapan berikut:

1. Persiapan

  • Menentukan Capaian Pembelajaran (CP):
    Guru terlebih dahulu menelaah CP dan elemen-elemen penting yang akan dicapai dalam fase D.

  • Menyusun Instrumen Diagnostik:
    Guru membuat soal atau pertanyaan yang beragam, mencakup aspek kognitif dan non-kognitif. Soal dapat berupa pilihan ganda, uraian singkat, tugas praktis, atau wawancara ringan.

2. Pelaksanaan

  • Menyediakan Waktu dan Suasana yang Kondusif:
    Tes sebaiknya dilakukan di awal tahun ajaran atau awal semester, dalam suasana yang tidak menekan, karena tujuannya bukan untuk menilai prestasi, tetapi untuk mengamati.

  • Mendorong Kejujuran dan Refleksi:
    Guru memberikan pemahaman bahwa tidak ada jawaban benar atau salah, yang penting adalah siswa menjawab sesuai kemampuannya agar guru bisa membantu mereka dengan tepat.

3. Analisis dan Tindak Lanjut

  • Mengklasifikasikan Hasil:
    Jawaban siswa dianalisis dan dikategorikan, misalnya dalam kelompok: “Paham Utuh”, “Paham Sebagian”, dan “Tidak Paham”.

  • Menyusun Rencana Tindak Lanjut Pembelajaran (RTP):
    Berdasarkan hasil tersebut, guru menyusun RTP dengan pendekatan diferensiasi: diferensiasi konten, proses, atau produk.


Contoh Jenis Pertanyaan Tes Diagnostik Awal

  • Kognitif:
    “Jelaskan hubungan antara gaya dan gerak pada sebuah benda.”
    (Mengukur pemahaman awal tentang konsep IPA kelas 7)

  • Non-Kognitif:
    “Apa yang paling kamu sukai dalam pelajaran matematika dan mengapa?”
    (Menggali minat dan sikap siswa terhadap mata pelajaran)


Manfaat Tes Diagnostik Bagi Pihak Terkait

1. Bagi Siswa:

  • Mengetahui posisi awal mereka dalam proses belajar.

  • Mendapatkan bimbingan dan materi yang sesuai dengan kebutuhan.

  • Merasa dihargai sebagai individu yang unik dalam proses belajar.

2. Bagi Guru:

  • Memiliki data awal yang konkret dalam menyusun strategi mengajar.

  • Mampu membentuk kelompok belajar yang efektif.

  • Menghemat waktu karena dapat langsung fokus pada area yang benar-benar dibutuhkan.

3. Bagi Sekolah dan Pemangku Kepentingan:

  • Memberikan gambaran umum tentang kondisi akademik siswa secara kolektif.

  • Membantu dalam pengambilan keputusan program pendampingan atau pengayaan.

  • Meningkatkan mutu layanan pembelajaran yang berbasis data.


Kesimpulan:

Tes diagnostik awal dalam fase D bukan sekadar instrumen asesmen, melainkan fondasi penting dalam membangun pembelajaran yang efektif, inklusif, dan adaptif. Dengan memahami secara mendalam kondisi awal siswa, guru dapat menyusun pembelajaran yang benar-benar bermakna dan sesuai dengan prinsip diferensiasi dalam Kurikulum Merdeka. Di tengah keberagaman kemampuan dan latar belakang siswa, tes ini menjadi jembatan untuk memastikan bahwa setiap anak mendapat kesempatan belajar yang setara dan optimal, sesuai dengan potensi dan kebutuhannya. 


Contoh instrumen dapat diunduh melalui tautan berikut:

Instrumen Tes Diagnostik Awal Pembelajaran Bahasa Inggrsi Kelas VII

Maaf (sementara masih ditutup)

Minggu, 11 Mei 2025

Kisi Kisi Dan Instrumen Ujian Praktik Bahasa Inggris Dalam Asesmen Sumatif Akhir Jenjang SMP






Dalam rangka menilai pencapaian kompetensi siswa secara menyeluruh, asesmen akhir pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak hanya berfokus pada evaluasi berbasis tes tertulis, tetapi juga melibatkan bentuk penilaian praktik. Uji praktik untuk mata pelajaran Bahasa Inggris menjadi salah satu komponen penting dalam asesmen ini karena mampu mencerminkan secara langsung kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa secara fungsional dalam kehidupan nyata.


Tujuan Pelaksanaan:

Uji praktik Bahasa Inggris bertujuan utama untuk mengevaluasi keterampilan produktif dan reseptif siswa, yakni berbicara (speaking), mendengarkan (listening), membaca (reading), dan menulis (writing). Penilaian ini dirancang agar siswa dapat menunjukkan penguasaan mereka terhadap Bahasa Inggris dalam konteks yang autentik dan bermakna, tidak sekadar berdasarkan teori atau hafalan. Dengan demikian, asesmen ini mendorong penerapan bahasa secara komunikatif, kritis, dan kreatif.

 

Bentuk-Bentuk Tugas Uji Praktik:

Uji praktik dapat dilakukan dalam berbagai bentuk tugas yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan konteks penggunaan bahasa. Beberapa bentuk umum di antaranya:

  1. Presentasi Lisan:

Siswa diminta untuk mempersiapkan dan menyampaikan presentasi singkat mengenai topik tertentu, seperti memperkenalkan diri, menjelaskan prosedur, atau menyampaikan opini terhadap suatu isu. Presentasi ini mengukur kemampuan artikulasi, kelancaran berbicara, penguasaan kosa kata, serta keberanian siswa dalam berkomunikasi di depan audiens.

  1. Dialog atau Role-Play:

Dalam aktivitas ini, siswa berpasangan atau berkelompok untuk memerankan situasi sehari-hari, seperti melakukan percakapan di restoran, meminta informasi di tempat umum, atau menanggapi keluhan pelanggan. Tugas ini mengukur kemampuan berinteraksi, kejelasan pengucapan, penggunaan ekspresi idiomatik, serta keterampilan menyimak dan merespons.

  1. Menulis Esai atau Surat:

Siswa diminta untuk menulis esai, surat pribadi, atau surat formal mengenai topik yang relevan, misalnya menceritakan pengalaman liburan, mengungkapkan pendapat, atau mengajukan permohonan. Tugas ini menilai organisasi tulisan, penggunaan tata bahasa, kekayaan kosa kata, dan koherensi ide.

  1. Listening Comprehension:

Guru dapat memutar audio percakapan atau cerita pendek dan meminta siswa menjawab pertanyaan atau menyimpulkan isi. Bentuk ini menguji kemampuan siswa dalam menangkap informasi lisan dengan konsentrasi dan ketelitian.

  1. Membaca dan Merespons Teks:

Siswa diberikan teks bacaan berupa artikel pendek, dialog, atau pengumuman, lalu diminta menjawab pertanyaan atau menuliskan tanggapan. Aspek yang dinilai meliputi pemahaman isi, inferensi, dan kemampuan mengidentifikasi informasi penting.

 

Pentingnya Uji Praktik:

Pelaksanaan uji praktik memberikan manfaat signifikan dalam proses asesmen yang berorientasi pada keterampilan abad ke-21. Di antaranya:

  • Memberikan penilaian yang lebih holistik dan autentik terhadap kemampuan siswa menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi nyata.
  • Menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam mengekspresikan diri secara lisan maupun tertulis.
  • Menunjukkan secara konkret bagaimana pengetahuan yang diperoleh selama pembelajaran dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berbahasa secara aktif, tidak hanya pasif dalam memahami materi.

 

Manfaat Bagi Pihak Terkait:

Bagi Siswa:

  • Menjadi sarana penguatan keterampilan komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas.
  • Meningkatkan rasa percaya diri serta kesiapan menghadapi tantangan di jenjang pendidikan berikutnya atau dalam kehidupan sosial.
  • Memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan menyenangkan karena terhubung dengan dunia nyata.

Bagi Guru:

  • Memberikan gambaran nyata tentang kekuatan dan kelemahan siswa secara individu maupun kelompok.
  • Menjadi sumber informasi untuk merancang intervensi atau perbaikan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.
  • Memungkinkan guru mengembangkan pendekatan pengajaran yang lebih kontekstual, komunikatif, dan interaktif.

Dengan mempertimbangkan pentingnya penguasaan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi global, pelaksanaan uji praktik dalam asesmen akhir menjadi komponen krusial yang tidak bisa diabaikan. Diharapkan melalui asesmen ini, siswa mampu menunjukkan kompetensi mereka secara utuh dan siap menghadapi tantangan komunikasi lintas budaya di masa depan.



Contoh 
Uji Praktik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Asesmen Sumatif Akhir Jenjang SMP





 Unduh file word melalui tautan



Sabtu, 10 Mei 2025

ARSIP SOAL ASESMEN BAHASA INGGRIS SMP KURIKULUM MERDEKA TAHUN 2024/2025

 

ARSIP SOAL ASESMEN BAHASA INGGRIS SMP
KURIKULUM MERDEKA

TAHUN 2024/2025


Dalam Kurikulum Merdeka , istilah penilaian lebih dikenal dengan istilah Asesmen. Terdapat beberapa pengertian tentang asesmen yang harus kita pahami. Asesmen sumatif merupakan asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan.

Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.

Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Sementara itu, pada pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan.

Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Adapun asesmen sumatif Kurikulum Merdeka dapat berfungsi untuk:

1.  Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;

2.  Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan

3.  Menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang berikutnya. 

Asesmen sumatif Kurikulum Merdeka dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir semester dan pada akhir fase, khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, maka dapat melakukan asesmen pada akhir semester.


Sebagai sebuah komunitas belajar, Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP Kabupaten Cilacap menyusun instrumen instrumen untuk asesmen sebagai inspirasi bagi rekan rekan semua

Soal ASAS 1 Bhs Inggris Kelas 7 --Thn 24-25

Soal ASAS 1 Bhs Inggris Kelas 8 -- Thn 24-25

Soal ASAS 1 Bhs Inggris Kelas 9 -- Thn 24-25


Soal ASTS 1 Bhs Inggris Kelas 7 -- Thn 24-25

Soal ASTS 1 Bhs Inggris Kelas 8 -- Thn 24-25

Soal ASTS 1 Bhs Inggris Kelas 9 -- Thn 24-25


Soal ASAS 2 Bhs Inggris Kelas 7 -- Thn 24-25

Soal ASAS 2 Bhs Inggris Kelas 8 -- Thn 24-25

Soal ASAJ  Bhs Inggris Kelas 9 -- Thn 24-25


Soal ASTS 2 Bhs Inggris Kelas 7 -- Thn 24-25

Soal ASTS 2 Bhs Inggris Kelas 8 -- Thn 24-25

Soal ASAS 2 Bhs Inggris Kelas 9 -- Thn 24-25

Senin, 17 Maret 2025

 

NAMA NAMA ORANG JAWA DI ZAMAN KUNO


"Bukan Agus, ini daftar nama-nama yang banyak digunakan berdasarkan data perekaman e-KTP @dukcapilkemendagri," demikian keterangan yang ditulis Bima Arya dalam akun Instagram pribadinya.. Bima Arya juga merilis daftar nama bayi paling populer sepanjang 2024.

Untuk nama perempuan yang paling banyak digunakan menurut data e-KTP, adalah Nurhayati (254.922 orang), sementara untuk nama laki-laki yang paling banyak digunakan menurut data e-KTP, yaitu Sutrisno (144.497 orang).

Lebih dari 1000 tahun lalu atau era Mataram Kuno nama nama orang dapat kita jumpai melalui berberapa prasasti misalnya Prasasti Panggumulan dan Prasasti Luitan.

Prasasti Pangumulan yang ditulis pada tanggal 26 Poça 824 Çaka atau 27 Desember tahun 902 Masehi, memuat nama-nama anak muda yang turut dalam upacara peresmian sima (daerah perdikan) bernama Pangumulan di wilayah Puluwati (sekarang Puluwatu termasuk Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY)

Kutipan lempeng II baris ke-16 dan 17: “…anakmanuam prana 18 si blondo. si karan. si dayana. si plat. si muga. si kundu. si glo. syalen. si bahu. si glar. (17) si limbu. si tungu, si tidu. si gwari. si kawel. si balubu. si bnal. si drawen. Kapua winasih pasek-pasek wdihan sahlai mas ku 1 in sowan sowan.”(Para pemuda berjumlah 18 orang, yaitu si Blondo, si Karan, si Dayana, si Plat, si Muga, si Kundu, si Glo, si Alen, si Bahu, si Glar, si Limbu, si Tungu. si Tidu, si Gwari, si Kawel, si Balubu, si Bnal, dan si Drawen, semua diberi persembahan, masing-masing [berupa] sehelai bebed dan 1 kupan emas).

Lempeng III baris ke-2 dan 3: “…anakmanuam anakbi si mahyan. si tages. si rikha. si sojara. si widoh. si rampwas. si kadya. si camme panda prana 8 wineh pasek-pasek pirak ma 4 in sowan sowan.” (para pemudi, yaitu si Mahyan, si Tages, si Rikha, si Sojara, si Widoh, si Rampwas, si Kadya, [dan] si Camme. Kedelapan pemudi itu diberi persembahan, masing-masing [berupa] 4 masa perak).

Jadi disana tertulis nama nama 18 pemuda yaitu; si Blondo, si Karan, si Dayana, si Plat, si Muga, si Kundu, si Glo, si Alen, si Bahu, si Glar, si Limbu, si Tungu. si Tidu, si Gwari, si Kawel, si Balubu, si Bnal, dan si Drawen.

Juga terdapat 8 nama pemudi yaitu; si Mahyan, si Tages, si Rikha, si Sojara, si Widoh, si Rampwas, si Kadya, si Camme.


Prasasti Luitan yang berangka tahun 823 saka atau 901 M  ditemukan pada tahun 1976 di desa Pesanggrahan Kesugihan Cilacap. Prasasti ini memuat suatu masalah sosial dari satu kelompok masyarakat, yaitu proses pengenaan pajak atas tanah yang tidak benar. Pada prasasti ini, khususnya baris ke 10-13 tertulis beberapa nama orang pada masa itu diantaranya;

Kelsa, Gupai, Bahud, Kadal, Gupta, Posti, Prabha, Buddhyanta, Tguh, Codhya, Bes, Wahu, Kambang, Radha, Mitra, Rumpun, Wara, Lemeh, Makara, Taraju, Punjang, Saban, Sumangka, Panawungan

Kutipan terjemahan Prasasti Luitan baris 10, 11,12 dan 13 pada satu sisi salah satu lempengnya

10.  sang Lage, manunggu sang Dhanaki, semua diberi mas 4 masa setiap orang. Wahuta di Kapung si Kelsa dan si Gupai diberi pisungsung mas 8 masa setiap orang

11.  Tetua desa di Luitan pada waktu itu mendapat prassti adalah si Bahud ayah Kadal, si gupta ayah Posti, winkas si Prabha ayah Buddhyanta, parujar si Tguh ayah

12.  Codhya, wariga si Bes ayah Wahu, rama yang sudah purna tugas si Kambang ayah Radha, si Mitra ayah Rumpun, si Wara ayah Lemeh, si Makara ayah Taraju, si Punjang ayah Saban, yang menulis

13.  Prasasti penulis dari Tiruan adalah Sumangka dan Panawungan keduanya diberi pisungsung mas 4 mas



 


Sabtu, 08 Maret 2025

Serpihan sejarah Distrik Sidareja

Peta Wilayah Distrik Sidareja Lengkap Pada Tahun 1942 


Wilayah Distrik Sidareja Di Tahun 1942 secara lengkap bisa dilihat lengkap melalui peta-peta dari 4 arah penjuru Sidareja. Peta ini sudah cukup representatif menampilkan daerah daerah yang cukup kecil seperti dusun atau dukuh. Beberapa nama tempat mungkin sudah tidak digunakan lagi dalam perspektif adminitrasi kewilayahan saat ini, bahkan sudah tidak dikenal lagi oleh generasi sekarang.

Arah Timur Laut (Karangpucung)

Arah Barat Laut (Sidareja)

Arah Barat Daya (Kalipucang)

Arah Tenggara (Kawunganten)

Silakan periksa apa ada nama tempat tinggal kamu di peta ini.





Rabu, 12 Februari 2025

Bongkah Sejarah Distrik Sidareja

 SERPIHAN SEJARAH DISTRIK SIDAREJA

Dari masa ke masa pembagian wilayah administratif mengalami perubahan. Antara tahun 1928-1931 dibawah pemerintah kolonial Belanda, karesidenan Banyumas dibagi menjadi Banyumasa Selatan dan Banyumas Utara. Wilayah yang lebih kecil yaitu distrik pun mengalami perubahan. Distrik Pegadingan yang sebelumnya mencakup kecamatan Sidareja, Cinangsi, Karangpucung dan Lumbir berubah menjadi Distrik Sidareja yang hanya mencakup kecamatan Sidareja, Karanganyar, dan Karangpucung.

Tentu agak sulit memahami pembagian wilayah tersebut jika memakai perspektif saat ini dimana sekarang sudah ada jalur transportasi jalan raya yang menghubungkan berbagai wilayah di distrik Sidareja. Namun bayangkanlah jika jalur transportasi itu belum ada. Jalur penghubung antar wilayah sekedar melalui jalan jalan setapak diperbukitan dan sungai sungai di dataran rendah.


Tabel diatas disusun berdasarkan naskah sumber yang ada, nama nama tempat disesuaikan dengan ejaan yang berlaku  saat ini.

Sumber : Alphabetisch register van de administratieve (bestuurs-) en adatrechtelijke indeeling van Nederlandsch-Indië

Deeli - 1931

Instrumen Tes Diagnostik Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII

Tes Diagnostik Awal Dalam Kurikulum Merdeka Fase D  : Menyusun Fondasi Pembelajaran yang Adaptif dan Bermakna Dalam dunia pendidikan yang t...