Senin, 27 Maret 2023
Minggu, 26 Maret 2023
EXPLORASI TEKS DESKRIPTIVE
Hi friends, I
want to tell you about my sister, Nadia. She is 17 years old.
She is very
good-looking with a white complexion and pointed nose. Her hair is straight and long.
She looks
rather calm. But she is very nice,
friendly and helpful.
Her favorite activities are cooking and gardening. She
sometimes plants vegetables and cooks them
My sister is a
vocational school student. She studies marketing. I want to be pretty and smart, just like her.
- What
does the text tell us about?
- How
does she look like?
- What
is she like?
- What
are her favorite activities?
- What
does she do?
Sabtu, 25 Maret 2023
Descriptive Text
Dengarkan teks descriptive pada video ini dan jawablah pertanyaan di bawah ini.
DESCRIPTIVE TEXT
Descriptive text adalah suatu teks dalam bahasa Inggris yang memiliki fungsi untuk
menjelaskan, menggambarkan, atau mendeskripsikan sesuatu. Nah sesuatu ini
bisa dalam bentuk apa saja seperti; benda, binatang, tempat ataupun
orang.
Struktur Descriptive Text
Lebih sederhana dibandingkan recount text atau narrative
text, descriptive text hanya memiliki dua struktur ini:
- IdentificationBagian ini adalah bagian pendahuluan. Penulis memberikan gambaran umum tentang topik yang akan dibicarakan atau memberikan perkenalan singkat tentang benda/orang yang akan mereka jelaskan di tulisannya.
- DescriptionDalam bagian ini, penulis sudah menyelam lebih jauh pada topik tulisannya. Penulis akan memberikan penjelasan sedetail mungkin tentang topik atau objek yang akan dibahas. Di bagian ini, jika penulis ingin menggambarkan ORANG, maka bisa saja penulis menunjukkan penampilannya, sifatnya, kebiasaannya, dan masih banyak lagi. Penulis akan membuat pembaca bisa memahami secara menyeluruh tentang orang yang ia maksud melalui tulisannya.
Contoh Descriptive Text tentang Orang (Guru)
I am proud of my English teacher. She is a great teacher. Her name
is Mrs. Shinta. She is my favorite teacher. Mrs. Shinta studied in America and
returned to Indonesia to be an English teacher.
(Description about Physical Appearance)
Mrs. Shinta is a good looking person. She has sparkle eyes and
pointed nose. She is very beautiful with her wavy black hair. Her body is slim.
She is just a bit taller than I am.
(Description about Personality)
She always smiles to us as we bump into each other in the hallway
at school. She seemed very strict the first time I met her. However, we always
have a lot of fun during her classes with her English jokes. She is skillful at
teaching, friendly, patient, easygoing and has great sense of humor. During my
study, Mrs. Shinta always inspires her students. Whenever we are bored by the
lesson, she sometimes tells jokes that make all of the students laugh. Her
jokes always excite us. I hope that she will continue teaching us until
graduation.
Artinya
(Pengenalan?Identifikasi)
Saya bangga dengan guru bahasa Inggris saya. Dia adalah guru yang
hebat. Namanya Ibu Shinta. Dia adalah guru favorit saya. Bu Shinta belajar di
Amerika dan kembali ke Indonesia untuk menjadi guru bahasa Inggris.
(Deskripsi tentang penampilan fisik)
Bu Shinta adalah orang yang cantik. Dia memiliki mata berkilau dan
hidung runcing. Dia sangat cantik dengan rambut hitam bergelombangnya. Tubuhnya
ramping. Dia hanya sedikit lebih tinggi dari saya.
(Deskripsi tentang kepribadian)
Dia selalu tersenyum kepada kami saat kami bertemu satu sama lain di
lorong sekolah. Dia tampak sangat ketat saat pertama kali aku bertemu
dengannya. Namun, kami selalu bersenang-senang selama pembelajaran bersamanya
dengan lelucon bahasa Inggrisnya. Dia terampil dalam mengajar, ramah, sabar,
santai dan memiliki selera humor yang tinggi. Selama saya belajar, Bu Shinta
selalu menginspirasi murid-muridnya. Setiap kali kami bosan dengan pelajaran,
dia terkadang menceritakan lelucon yang membuat semua siswa tertawa. Leluconnya
selalu menggairahkan kami. Saya berharap dia akan terus mengajar kami sampai
lulus..
Ciri-ciri Descriptive Text
Umumnya, sebuah descriptive text memiliki
ciri-ciri ini:
- Cenderung
menggunakan kalimat nominal, banyak menggunakan to be,
seperti is, am, dan are.
- Menggunakan
tense yang sederhana agar poin bisa disampaikan dengan lebih jelas dan
tidak menimbulkan ambiguitas.
- Hanya
fokus pada satu objek. Sebuah descriptive text sebaiknya
hanya fokus dalam satu objek, karena jika penulis ingin menceritakan lebih
dari satu objek, yang dikhawatirkan adalah para pembaca bisa menjadi
bingung objek mana yang sedang dideskripsikan.
Unsur-unsur Descriptive Text
Sebuah descriptive text, tidak akan lengkap tanpa
adanya unsur-unsur ini, di antaranya adalah:
- NounDescriptive text akan menyebutkan suatu noun atau kata benda dengan spesifik, karena penulis ingin para pembacanya bisa membayangkan atau mengimajinasikan benda yang ingin dibicarakan, seperti contohnya adalah my rabbit, my computer, the monument near my house, my uncle, my best friend, a lady who lives near my school, dan masih banyak lagi.
- Simple Present TenseDescriptive text menggunakan simple present tense atau verb 1 dalam penulisannya. Selain itu, kalian juga bisa menemukan banyak possessive adjective, seperti my, your, his, her, dan lainnya agar pembaca bisa memahami kepemilikan dari benda yang sedang diceritakan.
- Adjective & Figurative LanguageUntuk memperindah dan memperjelas penulisan, biasanya di dalam descriptive text kalian bisa menemukan beberapa kata sifat (Adjective), misalnya kata "beautiful" untuk memperjelas pengertian suatu benda. Dan juga banyak kalimat kiasan agar pembaca bisa memahami lebih dalam, seperti contohnya: She is as beautiful as a princess. Dalam kalimat tersebut, ada figurative language simile, di mana penulis ingin menjelaskan bahwa perempuan yang ia lihat itu sangat cantik, seperti layaknya seorang tuan putri.
Minggu, 19 Maret 2023
Jumat, 03 Maret 2023
Modul 2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual
Pembelajaran Sosial Emosional
Jafar
Sarifudin, S. Pd.
SMPN
1 Gandrungmangu
Assalamu’alaikum, Salam Bahagia
Semoga para rekan guru hebat
senantiasa sehat dan bahagia. Aamiin.
Rekan guru semuanya,
Alhamdulillah jelang bulan ramadhan 1444 H ini, saya selaku CGP Angkatan 7
Kabupaten Cilacap Tahun 2022, sudah menjalani pembelajaran pada program
Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dimana saat ini sudah sampai pada tahap
“Demonstrasi Kontekstual” dari alur M-E-R-D-E-K-A, pada kegiatan pembelajaran
modul 2.2 yang mengangkat materi tentang KSE (Kompetensi Sosial Emosional) atau
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE).
Pembelajaran Sosial Emoional
(PSE) sangatlah penting untuk dilaksanakan dalam dunia pendidikan di Indonesia
saat ini. Mengapa lalu KSE/PSE ini sangat urgen bagi dunia pendidikan kita?
Jika kita refleksikan materi pada modul 1,tentang filosofi pemikiran KHD
kembali, bahwa pendidik adalah penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, maka pemikiran KHD
tersebut mengingatkan bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah
menumbuhkan motivasi pada mereka agar dapat membangun perhatian yang
berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan
bermakna.
Pendidik harus memberikan
pembelajaran secara holistik pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dibutuhkan murid-murid untuk mewujudkan kekuatan (potensinya).
Pembelajaran teresebut haruslah memberikan kepada para murid pengalaman untuk
dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya
setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat agar dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Sebenarnya kesadaran akan proses
pendidikan yang dapat menuntun tumbuh kembang murid secara holistik sudah
menjadi perhatian dunia pendidikan sejak lama. Kesadaran ini berawal dari
konsep Kecerdasan Emosi Daniel Goleman, selanjutnya dikembangkanlah CASEL
(Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) pada tahun 1995
(www.casel.org) sebagai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE).
Pembelajaran berbasis penelitian ini, bertujuan
untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang
terkoordinir antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah. Tentang urgensi
Pembelajaran Sosial Emosional ini mari
kita lihat gambar berikut.
Diagram Hasil Pencapaian
Penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional
(Sumber: Modul 2.2. Pembelajaran
Sosial dan Emosional – Kemdikbudristek 2022)
Dengan mencermati diagram di
atas, kita menjadi semakin memahami urgensi Pembelajaran Sosial Emosional
terhadap output pembelajaran, yaitu;
- Peningkatan kompetensi sosial dan emosional;
- Terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif;
- Peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah;
- Menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik.
- Selain itu Pembelajaran Sosial Emosional juga memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
Selanjutnya, saya sebagai CGP mendapatkan tugas khususnya pada tahap “Demonstrasi Kontekstual” untuk membuat Rencana Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional bagi murid di Kelas, yang langkah-langkahnya dapat dilakukan hal sebagai berikut:
- Tentukan minimal 2 kompetensi sosial dan emosional (KSE) yang akan Anda implementasikan. Berikan alasan pemilihan KSE tersebut.
- Pilihlah 1 RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) atau RPL (Rancangan Pelaksanaan Layanan) yang sudah ada dan implementasikan 2 KSE yang sudah dipilih dalam RPP/RPL tersebut.
Pada penugasan ini saya kemudian mencoba
untuk merancang sebuah pembelajaran yang didalamnya mengimplementasikan 5
kompetensi sosial emosional yaitu
1.
Kesadaran
diri
2.
Managemen
diri
3.
Kesadaran
sosial
4.
Kemampuan
berrelasi
5.
Pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab
Adapun pertimbangannya adalah
bahwa di sekolah saya ingin mewujudkan lingkungan belajar yang lebih positif
dan meningkatkan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain
serta lingkungan sekolah, Kemudian saya juga mengharapkan pembelajaran sosial
emosional yang saya rancang akan dapat meningkatkan pencapaian akademik yang
lebih baik.
Dokumen berupa rancangan
pelaksanaan pembelajaran yang mengimplentasikan pembelajaran sosia emosional
saya cantumkan link nya di bagian belakang tulisan ini.
Klik link berikut untuk mengakses dokumen RPP berdiferensiai terintegrasi kompetensi sosial dan emosional:
https://drive.google.com/file/d/15F6is472Ivmj11jdsh9Qu7ncDc52-fB4/view?usp=share_link
JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN 6
Modul 2.2 - Pembelajaran Sosial dan Emosional
Refleksi Model 5R : Reporting, Responding, Relating, Reasoning,
& Reconstructing (5R)
Pada minggu ini saya
selaku CGP angkatan 7 Tahun 2022 melakukan pembelajaran modul 2.2. Dalam modul
ini saya mempelajari materi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Refleksi
saya pada modul ini mengggunakan pendekatan 5R yang mencakup ; reporting, responding,
relating, reasoning, reconstructing. Model refleksi 5M diadaptasi dari model 5R
(Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013 ).
Reporting (Melaporkan)
Pembelajaran Sosial
dan Emosional ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan
nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik
dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. penerapan konsep
pembelajaran sosial dan emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL
(Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan
untuk mengembangkan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional (KSE), yaitu:
kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Modul 2.2. juga mempraktikkan
bagaimana konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5
(lima) kompetensi sosial dan emosional (KSE), melalui Analisa kasus yang
dipaparkan dalam buku modul 2.2 tentang bagaimana peristiwa dan perasaan yang
dihadapi oleh pak Eling dan bagaimana menemukan solusi serta cara menyelesaikannya
melalui Analisa Pembelajaran Sosial Emosional. Kemudian dalam modul ini juga
ada materi mengimplementasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis
kesadaran penuh (mindfulness) melalui pengajaran eksplisit, yang terintegrasi
dalam praktek mengajar dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan
budaya sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan
tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
Selanjutnya
pendalaman materi dilakukan melalui diskusi kelompok pada ruang kolaborasi pada
LMS, demonstrasi kontekstual tentang penyusunan RPP yang eksplisit pembelajaran
Sosial Emosional, serta bagaimana cara melakukan kolaborasi dengan PTK di
sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan aman demi
berkembangnya Kompetensi Sosial Emosional sehingga mengantarkan siswa memiliki
wellbeing.
Responding (Menanggapi)
Proses pembelajaran
yang saya lakukan dimulai dari tahapan Mulai
dari Diri Sendiri, hal ini dimaksudkan agar kami mengenal emosi yang ada
pada diri sendiri, kemudian tahap Eksplorasi
Konsep Pembelajaran Sosial Emosional yang dilakukan melalui diskusi secara
asinkronus dan kemudian saling memberi umpan balik dengan sesama CGP lain,
selanjutnya diarahkan untuk lebih mengenal Kompetensi Sosial Ekonomi dan
bagaimana cara mengenali dan cara menyelesaikan solusinya dengan diskusi kasus
melalui asinkronus pada Ruang Kolaborasi.
Selanjutnya ada tahapan Demonstrasi
Kontekstual dimana saya harus mempraktikan perencanaan untuk
mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional. Untuk lebih memperdalam
pemahaman tentang Kompetensi
Sosial Ekonomi, saya diarahkan untuk diskusi secara sinkronus melalui G meet
dengan dipandu oleh fasilitator pada tahapan Elaborasi Pemahaman. Disini saya diberikan kesempatan untuk
merefleksikan setiap pemahamannya dan mengungkapkan setiap permasalahan yang
ditemukan ketika mempelajari materi modul secara mandiri. Dengan sangat jelas
fasilitor memberikan banyak pencerahan tentang strategi mengimplementasikan
Pembelajaran Sosial Emosional. Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang
Pembelajan Sosial Emosional, saya dan para CGP lainnya dikelompokan berdasarkan
tinggat Pendidikan tempat CGP mengajar. Disini kami diarahkan agar mampu
merencanakan Pembelajaran Pembelajaran Sosial Emosional serta strategi
bagaimana berkolaborasi bersama PTK sekolah yang lainnya.
Fasilitator juga menekankan agar perencanaan pembelajaran
yang kami susun itu terintegrasi dengan pembelajarn berdiferensiasi secara
eksplisit menanamkan Kompetensi Sosial Ekonomi. Hal itu dimaksudkan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan aman demi berkembangnya kompetensi
sosial emosional murid sehingga mengantarkan mereka memiliki wellbeing sehingga
terwujudlah profil pelajar Pancasila. Pada tahap pembelajaran berikutnya yaitu Koneksi antar Materi, saya mengaitkan
pemahaman saya atas materi pada modul ini dengan modul modul sebelumnya.
Kemudian pembelajaran diakhiri dengan kegiatan mempraktikan pembelajaran sosial
emosional di kelas yang akan didampingi oleh pengajar praktik.
Relating (Mengaitkan)
Pembelajaran Sosial
dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh
seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang
dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:
- Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)
- Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
- Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
- Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
- Mmbuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).
Pembelajaran Sosial
dan Emosional sangatlah urgen untuk diterapkan dalam konteks pendidikan di
Indonesia saat ini yaitu untuk peningkatan kompetensi sosial dan emosional, demi
terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif
dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. Selain
itu, Pembelajan Sosial Emosional di kelas terbukti dapat menghasilkan
pencapaian akademik yang lebih baik. Pembelajan sosial dan emosional memberikan
pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan
mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara
optimal. Well-being adalah sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang
positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan
mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan
menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan
membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan
mengembangkan dirinya.
Pentingnya
Pembelajaran Sosial Emosional: 1. Terciptanya lingkungan belajar yang lebih
positif. 2. Peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya,
orang lain dan lingkungan sekolah. 3. Dapat menghasilkan pencapaian akademik
yang lebih baik. 4. memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses
dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan
psikologis (well-being) secara optimal. Selanjutnya, implementasi Pembelajaran
Sosial Emosional adalah bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik dan
ketercapaian well-being yang dilakukan melalui strategi-strategi berikut:
- Menguatkan 5 KSE pendidik dan tendik
- Mengajarkan 5 KSE secara spesifik dan eksplisit
- Mengintegrasi kan 5 KSE dalam praktik mengajar (interaksi guru dan murid) serta kurikulum akademik
- Menciptakan iklim kelas, budaya dan kebijakan sekolah
Adapun dalam menguatkan 5 KSE pendidik dan tendik dapat dilakukan dengan cara;
- Menjadi Teladan (memodelkan): Mendukung pendidik dan tenaga kependidikan dalam memodelkan kompetensi dan pola pikir di seluruh komunitas sekolah dengan murid, keluarga murid, mitra komunitas, dan satu sama lain. Dengan menciptakan budaya mengapresiasi dan menunjukkan kepedulian.
- Belajar : pendidik dan tenaga kependidikan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi dan mengembangkan kapasitas untuk mengimplementasikan kompetensi sosial dan emosional. Dengan membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi, mempelajari kemungkinan adanya bias terkait dengan literasi budaya, Mengembangkan pola pikir bertumbuh, dan memahami tahapan perkembangan murid.
- Berkolaborasi: menciptakan struktur berbentuk komunitas pembelajaran profesional atau pendampingan sejawat bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk berkolaborasi tentang cara mengasah strategi untuk mempromosikan KSE di seluruh sekolah. Dengan Membuat kesepakatan bersama-sama, Membuat komunitas belajar professional, Membuat sistem mentoring rekan sejawat, dan Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru.
Reasoning (Menganalisis)
Reasoning dalam hal
ini adalah menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi,
kemudian mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian
lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.
Seiring dengan
filosofi Ki Hajar Dewantara, peran pendidik adalah sebagai penuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Pemikiran KHD tersebut mengingatkan bahwa tugas pendidik
sebagai pemimpin pembelajaran adalah menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat
membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman
belajar yang mengundang dan bermakna. Kita merencanakan secara sadar
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk
mewujudkan kekuatan (potensinya). Pembelajaran holistik yang memberikan mereka
pengalaman untuk dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi
dalam dirinya setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota
masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Mengingat tentang
filosofi Ki Hajar Dewantara tersebut tentunya kita juga akan teringat tentang peran
guru layaknya petani atau tukang kebun yang bertugas menanam, menyiram,memupuk
dan merawat agar tanaman tumbuh subur dan berbuah. Guru semestinya menghamba
pada kepentingan murid dimana peran guru itu menuntun dengan sistem among.
Selanjutnya memahami kodrat anak dengan cara memahami bahwa anak itu suka
bermain sehingga guru dapat mengawali pembelajaran dengan permainan agar anak
dapat belajar sambil bermain.
Reconstructing (Merancang ulang)
Dalam proses
merancang ulang, saya sebagai calon guru penggerak berencana untuk mengimplementasikan
Pembelajaran Sosial Emosional di kelas dan di sekolah karena saya memahami
bahwa pembelajaran ini akan memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat
sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk
kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
Ketika Pembelajaran
Sosial Emosional diterapkan, maka siswa merasa nyaman dan termotivasi untuk
belajar, siswa akan menjadikan kesulitan sebagai sebuah tantangan (efikasi diri
tinggi), menciptakan kesuksesan pada siswa, siswa mudah beradaptasi pada
lingkungan yang dianggap sulit dan dapat menurunkan tingkat agresivitas pada
siswa. 5 Kompetensi Sosial dan Emosional berhubungan erat dengan 6 (enam)
dimensi Profil Pelajar Pancasila, juga berkaitan dengan Standar Pendidikan
nasional terutama dengan standar kompetensi lulusan, dimana Pembelajaran Sosial
Emosional bertujuan menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin,
santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa
ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora. Dalam penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran pun, pembelajaran sosial emosional terintegrasi
di dalamnya agar penyampaian materi tetap sebagaimana tuntutan Kompetensi
Dasar. Ternyata melalui pembelajarn eksplisit, murid memiliki kesempatan untuk
menumbuhkan, melatih, dan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional dengan
cara yang sesuai dan selaras dengan perkembangan budaya yang dimiliki.
Ada empat kompetensi
kunci pengembangan dalam aspek sosial emosional murid; self-awareness,
self-management, social awareness, responsible decision making, dan relationship
management. Sekolah, kelas, ruang-ruang yang ada disekolah, waktu belajar harus
terhubung dengan komunitas sekolah dan keluarga, sebagai upaya kolaboratif
dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa di sekolah.
Tentang pengalaman apa yang diberikan pada siswa, apa yang dipelajari siswa dan bagaimana pola mendidik dan membimbing siswa untuk menyelesaikan permasalahannya, saya akan melakukan sebagai berikut:
- Meningkatkan keterampilan dan kompetensi diri selalu merefleksi dan mengevaluasi setiap kegiatan pembelajaran. Agar mampu mengetahui hasil pembelajaran sehingga dapat meningkatkan atau mengembangkan apa yang telah dilaksanakan selama mengajar.
- Berkolaborasi dengan pimpinan sekolah dan rekan sejawat. Kolaborasi itu sangat penting sebagai bentuk untuk bersinergi dalam membangun sebuah relasi di instansi tempat bekerja.
- Berinovasi dengan melakukan praktik baik dan penelitian di kelas serta menulis, membuat video. Melalui inovasi ini guru akan mampu menjawab setiap tantangan dalam pembelajaran.
Terima kasih. Salam Bahagia
ARSIP SOAL ASESMEN BAHASA INGGRIS SMP KURIKULUM MERDEKA TAHUN 2022/2023 Dalam Kurikulum Merdeka , istilah penilaian lebih dikenal dengan i...
-
Tugas Belaar Mandiri Kelas IXE, IXF IXG & IXH. Mata Pelajaran Bahasa Inggris U ntuk pembelajaran di rumah dari tanggal 16 sampai ...
-
DESCRIPTIVE TEXT Descriptive text adalah suatu teks dalam bahasa Inggris yang memiliki fungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, ata...
-
EXPLORASI TEKS DESKRIPTIVE Hi friends , I want to tell you about my sister , Nadia. She is 17 years old . She is very good-looking with a...