Senin, 20 Februari 2023

Jurnal Dwi Minggua 5 Calon Guru Penggerak

 

JURNAL DWI MINGGUAN 5

 

JAFAR SARIFUDIN

SMP NEGERI 1 GANDRUNGMANGU

CGP A 7 Kabupaten Cilacap Tahun 2022

 

 

Minggu ini adalah minggu kesembilan saya mengikuti pendidikan CGP. Pada minggu ini saya semangat untuk menatap perjalanan panjang kedepan menghadapi poses pendidikan calon guru penggerak. Pada minggu ini saya mulai belajar materi pada Modul 2.1 yang bertemakan MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI. Selanjutnya saya berefleksi sebagai wadah untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).

 

Fact Peristiwa

Kegiatan pembelajaran pada modul 2.1 diawali dengan pre-test Modul 2.  Model pembelajarannya  masih seperti modul sebelumnya yaitu menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata). Mulai dari diri merupakan awal untuk mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan baru pada modul 2.1, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep pemikiran kita dari modul yang sudah dipelajari, diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator. Kegiatan itu semua telah diselesaikan pada minggu ke sembilan ini.

Pada minggu selanjutnya saya akan mendapat penguatan dari narasumber dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang sudah dipelajari dalam Koneksi antar materi, dan diakhiri dengan Aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.

 


 

Feeling / Perasaan

Modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi ini membuat saya penasaran dan tertantang karena sebagai guru harus memberlakukan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Selama ini saya hanya berfokus pada ketercapaian target materi kurikulum, sehingga yang saya kejar adalah ketuntasan materi. Efek yang timbul adalah terabaikannya pemenuhan keragaman kebutuhan belajar murid dalam satu kelas. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai filosofi dari KHD tentang belajar adalah menuntun murid mencapai tujuan, dan tentunya guru tidak bisa memaksa masing-masing murid untuk melewati jalan yang sama dalam mencapai tujuannya, namun guru dituntut bisa memfasilitasi murid dengan berbagai jalan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan murid. Setelah mempelajari modul 2.1 ini saya akan berusaha untuk mengubah praktik pembelajaran yang selama ini berjalan, dengan praktik yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yatu pembelajaran yang berpihak pada murid.

 

Finding / Pembelajaran

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dirancang perencanaan dan pelaksanaan kegiatannya secara sistematis oleh guru agar mampu memenuhi kebutuhan murid yang beragam di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Dalam hal ini guru, tentunya memahami bahwa jumlah murid yang diajar di dalam kelas memiliki memiliki kondisi yang beragam karena sejatinya setiap murid memiliki keunikannya masing-masing. Menghadapi keunikan keunikan tersebut, guru sebagai pendidik harus bertindak sebagai fasilitator agar semua murid mampu memahami dan memproses ide atau informasi yang diperolehnya serta mampu mengembangkan suatu produk hasil belajarnya secara optimal. Untuk itu, pada pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu mengidentifikasi kebutuhan murid yang beragam dan merancang strategi pembelajaran yang tepat untuk memfasilitasi keberagaman tersebut.

Untuk mendukung hal ini saya harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan: bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang.  Dengan demikian, diharapkan semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran dalam lingkungan yang aman dan nyaman.

Penerapan / Future

Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi secara efektif, maka perlu diawali dengan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Pemetaan itu bisa didapatkan memalui asesmen diagnostic non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid.

Dalam rangka pemetaan ini saya akan membuat angket secara online dengan google form untuk menggali informasi tentang kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru, sehingga saya harus terus belajar, praktik dan berefleksi. Semoga hal ini dapat menjadi kontribusi dalam transformasi pendidikan di Indonesia. 


Tidak ada komentar:

  ARSIP SOAL ASESMEN BAHASA INGGRIS SMP KURIKULUM MERDEKA TAHUN 2022/2023 Dalam Kurikulum Merdeka , istilah penilaian lebih dikenal dengan i...