JURNAL DWI MINGGUAN 5
JAFAR
SARIFUDIN
SMP NEGERI 1 GANDRUNGMANGU
CGP A 7 Kabupaten Cilacap Tahun 2022
Minggu ini adalah minggu kesembilan saya mengikuti pendidikan
CGP. Pada minggu ini saya semangat untuk menatap perjalanan panjang kedepan
menghadapi poses pendidikan calon guru penggerak. Pada minggu ini saya mulai
belajar materi pada Modul 2.1 yang bertemakan
MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.
Selanjutnya saya berefleksi sebagai wadah untuk mendokumentasikan perasaan,
gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model
refleksi menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).
Fact
Peristiwa
Kegiatan pembelajaran pada modul 2.1 diawali dengan
pre-test Modul 2. Model
pembelajarannya masih seperti modul
sebelumnya yaitu menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi
konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi
antar materi, dan Aksi nyata). Mulai dari diri merupakan awal untuk
mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan baru pada modul 2.1, kemudian
dilanjutkan dengan eksplorasi konsep pemikiran kita dari modul yang sudah
dipelajari, diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan
kesamaan persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun
rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP
berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan
fasilitator. Kegiatan itu semua telah diselesaikan pada minggu ke sembilan ini.
Pada minggu selanjutnya saya akan mendapat penguatan
dari narasumber dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan dengan materi
sebelumnya yang sudah dipelajari dalam Koneksi antar materi, dan diakhiri
dengan Aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan
RPP yang sudah dibuat.
Feeling / Perasaan
Modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi ini membuat
saya penasaran dan tertantang karena sebagai guru harus memberlakukan siswa
sesuai dengan karakteristiknya. Selama ini saya hanya berfokus pada
ketercapaian target materi kurikulum, sehingga yang saya kejar adalah
ketuntasan materi. Efek yang timbul adalah terabaikannya pemenuhan keragaman
kebutuhan belajar murid dalam satu kelas. Tentu saja hal ini tidak sesuai
dengan nilai-nilai filosofi dari KHD tentang belajar adalah menuntun murid
mencapai tujuan, dan tentunya guru tidak bisa memaksa masing-masing murid untuk
melewati jalan yang sama dalam mencapai tujuannya, namun guru dituntut bisa
memfasilitasi murid dengan berbagai jalan alternatif yang sesuai dengan
kebutuhan murid. Setelah mempelajari modul 2.1 ini saya akan berusaha untuk
mengubah praktik pembelajaran yang selama ini berjalan, dengan praktik yang
sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yatu pembelajaran yang berpihak pada
murid.
Finding /
Pembelajaran
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang
dirancang perencanaan dan pelaksanaan kegiatannya secara sistematis oleh guru
agar mampu memenuhi kebutuhan murid yang beragam di dalam kelas atau lingkungan
sekolah. Dalam hal ini guru, tentunya memahami bahwa jumlah murid yang diajar
di dalam kelas memiliki memiliki kondisi yang beragam karena sejatinya setiap
murid memiliki keunikannya masing-masing. Menghadapi keunikan keunikan
tersebut, guru sebagai pendidik harus bertindak sebagai fasilitator agar semua
murid mampu memahami dan memproses ide atau informasi yang diperolehnya serta
mampu mengembangkan suatu produk hasil belajarnya secara optimal. Untuk itu,
pada pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu mengidentifikasi kebutuhan murid
yang beragam dan merancang strategi pembelajaran yang tepat untuk memfasilitasi
keberagaman tersebut.
Untuk mendukung hal ini saya harus memiliki kepekaan
dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan
memperhatikan: bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap
materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam
kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi : diferensiasi
konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Dan dalam proses
penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Dengan demikian, diharapkan semua murid bisa
memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran dalam lingkungan
yang aman dan nyaman.
Penerapan /
Future
Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi secara
efektif, maka perlu diawali dengan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan
kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan
konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Pemetaan itu bisa
didapatkan memalui asesmen diagnostic non kognitif. Data pemetaan bisa
diperoleh dari data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket,
melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid.
Dalam rangka pemetaan ini saya akan membuat angket secara online dengan
google form untuk menggali informasi tentang kesiapan belajar, minat dan profil
belajar murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru, sehingga saya harus
terus belajar, praktik dan berefleksi. Semoga hal ini dapat menjadi kontribusi
dalam transformasi pendidikan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar