JURNAL DWIMINGGUAN 1
JAFAR SARIFUDIN, S. Pd.
SMP NEGERI 1 GANDRUNGMANGU
CGP A 7 Kabupaten Cilacap
Minggu ini adalah minggu kedua saya mengikuti CGP.
Meskipun sudah lolos seleksi administrasi, simulasi mengajar dan wawancara,
saya masih gamang untuk mengikuti program ini di awal awal. Apa yang harus saya
lakukan selama mengikuti program CGP? Apakah yang harus saya siapkan? Akankah
saya mampu menyelesaikan prosesnya yang sedemikian panjang?
Akan tetapi kegamangan itu mulai hilang saat
mengikuti lokakarya orientasi, di sana saya mulai memahami tujuan dan proses
yang harus dijalani untuk menjadi guru penggerak. Saya bertemu dengan teman
teman sesama CGP yang punya inspirasi sangat luar biasa. Di Loka karya itu juga
saya bertemu dengan pengajar praktik yang mejelaskan tentang kegiatan kegiatan
yang harus saya jalani dengan jelas dan beliau selalu memotivasi.
Minggu pertama saya mulai belajar tentang sejarah
dunia pendidikan di Insdonesia sejak zaman kolonial dan pemikiran Ki Hajar
Dewantara. Selanjutnya saya juga diajarkan menemukenali nilai nilai sosial
kultural di masyarakat yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk
diterapkan dalam pembelajaran bersama siswa. Hajar Dewantara. Selanjutnya juga
saya belajar secara kolaboratif bersama teman teman CGP difasiltasi oleh
seorang pengampu yang sabar dan pengajar praktik yang selalu menyemangati.
Pada minggu kedua saya mempelajari pemikiran seorang
tokoh pendidikan bangsa kita yaitu Ki Hajar Dewantara (KHD). Diantaranya
pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menegaskan “Pendidikan Berpihak/Berpusat
pada Murid”. Ki Hadjar Dewantara mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak
sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan
zaman. Kemudian modul ini juga mengingatkan saya akan semboyan pendidikan yang
berbunyi;
1. “Ing
Ngarso Sung Tulodo” (di depan memberi teladan). Seorang pendidik harus bisa
membimbing dan mengarahkan agar tujuan pembelajaran yang dipelajari siswa benar
dan tepat.
2. “Ing
Madyo Mangun Karso” (di tengah membangun kekuatan dan terus berkarya).
Kehadiran pendidik dapat memfasilitasi dengan beragam metode dan strategi agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, potensi yang dimiliki anak
dapat berkembang dengan baik.
3. “Tut
Wuri Handayani”(di belakang memberi dorongan) Seorang pendidik harus bisa
memberikan dorongan dan arahan kepada siswa untuk selalu belajar dengan tuntas
dan maju berkelanjutan yang memiliki makna pada kehidupan.
Ki Hadjar Dewantara juga mengingatkan saya sebagai
pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada. Ki
Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk
lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan
irama.
Dengan mengikuti pelatihan calon penggerak banyak
sekali perubahan diri yang saya alami. Saya menjadi lebih mengenal teknologi IT
unruk menopang pekerjaan saya, khususnya setelah dilatih mengirimkan
tugas-tugasnya melalui berbagai media digital.
Hal berikutnya adalah berhubungan dengan rencana
implementasi pemikiran KHD di ruang kelas. Hal yang akan saya terapkan agar
kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai berikut
1. Menerapkan
pendidikan yang berpihak/berpusat pada murid dan memberikan respon yang positif
dikala murid sedang mengekspresikan dirinya serta memposisikan seorang guru
sebagai pamong dalam memberikan tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan
arah dan membahayakan dirinya. Hal ini dilakukan dengan pendekatan
student-centered
2. Melibatkan
murid secara aktif untuk membuat kesepakatan kelas sehingga mereka merasa
“terlibat” dan patuh dengan kesadaran pada aturan kelas yang dibuat sendiri.
3. Memberikan
ruang yang leluasa kepada murid agar bisa berekspresi dan berkreasi untuk
mengasah bakat dan minat mereka agar
nantinya dapat menuntun murid untuk diarahkan kepada hal yang lebih
baik.
4. Mempelajari
berbagai strategi atau model pembelajaran untuk dipraktikan di kelas guna
menciptakan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan efektif dan inovatif.
Kemuadian saya juga akan memperlajari pemanfaaatan berbagai media pembelajaran
yang bervariasi baik berupa gambar, animasi maupun video edukasi untuk lebih
menarik minat anak
5. Menerapkan
program penguatan pendidikan karakter kepada murid untuk untuk mewujudkan 6
profil pelajar Pancasila (Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis
dan kreatif) melalui kegiatan proyek P5
Sebagai penutup jurnal ini saya ingi menyampaikan
keinginan saya untuk mengkontekstualisasi pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam
pembelajaran bersama siswa. Hal ini bertujuan untuk membawa siswa belajar
secara merdeka karena mengikuti kodrat alam dan zamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar