Minggu, 19 Februari 2023

Koneksi Antar Materi Modul 1.3.a.8 PGP Angkatan 7

 

Koneksi Antar Materi Modul 1.3.a.8

 

JAFAR SARIFUDIN, S. Pd.

SMP Negeri 1 Gandrungmangu

CGP A7 Kab. Cilacap Tahun 2022

 

Tulisan ini menampilkan koneksi antar materi modul 1.3 dengan modul modul sebelumnya, yang saya pelajari pada program pendidikan guru penggerak Angkatan 7 Kabupaten Cilacap Tahun 2022. Setelah mengalami pembelajaran modul 1.1 dan 1.2, dan 1.3, Hal yang saya peroleh adalah :

1.           Pemahaman terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara, pada modul 1.1.

2.           Pemahaman atas Peran dan Nilai Guru Penggerak, pada modul 1.2

3.           Pemahaman tentang Visi Guru Penggerak, pada modu; 1.3.

 

Selanjutnya saya menyimpulkan kaitan antar materi dalam modul modul tersebut, sebagaimana tertulis dibawah ini dan juga tertuang dalam video pada link berikut:

 

https://youtu.be/-R0O6aN-shs

 

Berdasarkan filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara, pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai seorang individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Setiap anak adalah pribadi yang unik, yang khas dan berbeda dengan yang lainnya. Mereka berhak untuk mendapatkan perlakuan yang berbeda dan merdeka agar bisa umbuh dan berkembang dengan baik. Benih jagung tidak sama perlakuannya dengan benih padi. Hal ini tentu harus dipahami oleh guru selaku petani. Petani yang baik harus mengenal dan paham dengan benih yang disemaikan.

Tantangan bagi guru agar bisa memberi ruang pada semua peserta didik, untuk belajar dan mendapatkan Pendidikan yang semestinya. Pembelajaran yang berpihak pada murid dan menyenangkan untuk murid.

Untuk itu nilai-nilai dari guru penggerak seperti :

1. Berpihak pada murid

2. Mandiri

3. Reflektif

4. Kreatif

5. Inovatif

semestinya melekat dalam diri seorang guru penggerak, agar mampu menjalankan perannya dengan baik demi mewujudkan visinya , yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila melalui merdeka belajar.

Adapun peran guru penggerak antara lain :

1. Menjadi pemimpin pembelajaran

2. Menggerakkan komunitas praktisi

3. Mendorong kolaborasi antar rekan guru

4. Menjadi coach bagi guru lain

5. Mewujudkan kepemimpinan murid


Dengan modal nilai-nilai yang dimiliki guru mempuinyai tugas sebagai “among” (emban) atau “momomg” (mengemban). Sebagai pengasuh (fasilitator) yang mempunyai peran mengasuh, membimbing sang anak dengan ikhlas sesuai bakat dan minat yang diasuh. Guru hendaknya mencermati garis kodrat kemampuan siswa agar jiwanya merdeka lahir dan batin. Anak-anak mempuyai kodratnya masing-masing. Guru mempunyai tugas mulia menuntun kodrat anak tersebut. Melalui pendidikan, guru akan menuntun anak yang sudah mempunyai kodrat baik akan menjadi lebih baik lagi.

Adapun visi menjadi bintang penunjuk arah yang akan menuntun ke mana guru akan melangkah. Visi yang telah saya susun adalah terwujudnya pemimpin yang berkarakter dalam ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid. Tampak jelas adanya tujuan untuk menanamkan karakter profil pelajar Pancasila dalam suasana merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak pada murid. Nyaman dan menyenangkan bagi anak, sehingga memberi ruang dan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang seuai kodratnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka guru harus bisa memetakan kekuatan yang ada baik dari dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya.Bisa dari Kepala Sekolah, rekan sejawat, orang tua murid, masyarakat, sarana prasarana maupun murid itu sendiri. Setelah memahami peta kekuatan maka bisa menemukan strategi untuk melakukan perubahan mewujudkan mimpi menjadi nyata.


Modul 1.3 mempelajari mengenai Visi Guru Penggerak. Bandura menyatakan Visi adalah representasi kognitif mengenai gambaran masa depan. Visi dapat dikatakan sebagai sebuah imajinasi. Einstein mengatakan bahwa imajinasi merupakan tahap kecerdasan yang sebenarnya. Imajinasi menstimulasi adanya kemajuan dan melahirkan evolusi. Dari pemahaman tersebut, visi merupakan hal fundamental yang perlu dimilik. Visi berbasis pada kekuatan kata untuk menggerakkan hati, menyemangati, menguatkan untuk melangkah maju secara kolaborasi.

Visi seorang guru harusnya sejalan dengan Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat, demi terciptanya student wellbeing.

Agar misi dapat terwujud dan terjadi proses perubahan, perlu ada upaya nyata. Pendekatan IA adalah salah satu cara untuk mewujudkan VISI secara kolaboratif. Konsep IA pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016). INKUIRI APRESIATIF (IA) merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan (positif). Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. IA dimulai dengan mengidentifkasi hal baik yang sudah ada di sekolah. mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik.

Manajemen perubahan yang bisa diterapkan adalah inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA. BAGJA terdiri dari :

1. Buat Pertanyaan

2. Ambil pelajaran

3. Gali mimpi

4. Jabarkan rencana

5. Atur Eksekusi

Strategi dengan tahapan BAGJA bisa disusun sebagai acuan untuk melangkah selanjutnya.

Kekuatan BAGJA terdapat proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan. BAGJA, dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid, kemudian diturunkan menjadi tujuan-tujuan rinci berupa prakarsa perubahan yang muncul dari keresahan. Setelah itu disusunlah pertanyaan-pertanyaan dan rencana-tindakan yang perlu-dilakukan, kemudian merealisasikan hingga mendapatkan suatu temuan (data, cerita, fakta). Temuan itulah yang menjadi dasar untuk menelaah kembali rancangan pertanyaan dan tindakan yang telah dibuat.

Tidak ada komentar:

  ARSIP SOAL ASESMEN BAHASA INGGRIS SMP KURIKULUM MERDEKA TAHUN 2022/2023 Dalam Kurikulum Merdeka , istilah penilaian lebih dikenal dengan i...