Senin, 20 Februari 2023

Jurnal Dwi Mingguan 4 Calon Guru Penggerak

 


JURNAL DWI MINGGUAN 4

 

 

JAFAR SARIFUDIN

SMP NEGERI 1 GANDRUNGMANGU

CGP A 7 Kabupaten Cilacap Tahun 2022

 

 

Refleksi dwi mingguan ini saya tuliskan dengan menggunakan pendekatan 4 F (Fact, Feeling, Finding and Fuuture) sebagai berikut;

Fact / Fakta

 

Minggu ini adalah minggu ketujuh saya mengikuti pendidikan CGP. Pada minggu ini saya sudah menemukan semangat untuk menatap perjalanan panjang kedepan menghadapi poses pendidikan calon guru penggerak. Pada minggu ini saya mulai belajar tentang Modul 1.4 dengan materi pokok yaitu Budaya Positif. Dalam modul ini saya mempelajari;

1.       Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal,

2.       Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi,

3.       Keyakinan Kelas,

4.       Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas,

5.       Restitusi - Lima Posisi Kontrol,

6.       Restitusi - Segitiga Restitusi

  

Seperti pada modul modul seblelumnya, pembelajaran pada modul ini dilakukan secara mandiri dan kolaborasi dengan memanfaatkan bahan bacaan maupun forum diskusi di dalam LMS maupun di luar LMS.

 

Feeling / Perasaan

 

Materi pada modul 1.4 ini sangat gemuk. Banyak referensi yang harus dibaca dan diskusikan dengan sesama rekan CGP. Hal ini merupaka tantangan tersendiri karena kebetulan waktunya juga bersamaan dengan kegiatan yang padat di sekolah yaitu persiapan pelaporan hasil belajar (rapor) dan penilaian kinerja kepala sekolah (PKKS). Jadi saya harus meluangkan waktu untuk bisa menyelesaikan seluruh tugas saya  di sekolah maupun tugas CGP. Saya bersyukur karena ada fasiitator (Pak Sudira) yang selalu mengingatkan dan memberi semangat pada saya untuk terus membaca seluruh referensi yang tersedia di LMS, maupun forum diskusi di sana hingga tuntas. Cukup melelahkan tetapi puas juga ketika semuanya bisa terselesaikan dengan bbaik.

 

Finding / Temuan

 


Hal menarik yang saya temui pada  modul ini adalah sesi ketika saya melakukan studi beberapa kasus murid secara berkelompok. Dari kegiatan itu saya bisa melihat penanganan kasus dari berbagai perspektif dengan berbagai hasilnya. Hal menarik lainnya adalah ketika saya mempraktekkan penerapan segitiga restitusi untuk menangani masalah 2 orang murid saya dalam sesi demonstrasi kontekstual. Sesi karena sangat bermanfaat karena relevan dengan tugas yang saya sebagai guru temui sehari hari di lapangan. Ketika terjadi masalah dengan murid saya sebagai guru tentu harus menangani dan memperbaiki keadaan.  Restitusi menjadi metoda yang efektif untuk menangani masalah murid sekaligus memperbaikinya di masa depan sehingga membentuk budaya positif di sekolah.

 

 

Future / Penerapan di Masa Depan

 

Setelah mempraktikan restitusi untuk penanganan masalah murid saya, saya melihat ternyata  hasilnya sangat positif. Guru menjadi lebih rileks karena tidak terkuras energinya untuk hal hal yang justru tidak menyelesaika masalah (misalnya marah). Murid juga terlihat merasa lebih nyaman dan muncul tanggung jawab untuk memperbaiki keadaannya di masa depan. Budaya positif tentu akan terbangun melalui kegiatan ini.

Dengan melihat pengalaman tersebut saya akan menerapkan restitusi untuk penanganan masalah murid murid saya di sekolah.


Tidak ada komentar:

  ARSIP SOAL ASESMEN BAHASA INGGRIS SMP KURIKULUM MERDEKA TAHUN 2022/2023 Dalam Kurikulum Merdeka , istilah penilaian lebih dikenal dengan i...